Senin, 28 Januari 2013

Kenakalan Remaja


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan dan mengganggu orang lain (Medan, 2012:3). Semua hal itu pasti terjadi pada semua remaja yang sedang mencari jati dirinya masing – masing, perlakuan atau kesalahan tersebutlah yang disebut masyarakat sebagai kenakalan remaja.
Berbagai realitas yang menyimpang tersebut dapat terjadi karena minimnya pengetahuan dan wawasan para orang tua atau guru tentang tindakan – tindakan yang tidak boleh dilakukan (terlarang) terhadap anak. Mestinya, mereka harus mengetahui berbagai tindakan yang terlarang tersebut. Sehingga, tidak akan terjadi praktik yang menyimpang dalam pendidikan, terutama pendidikan anak (Andi Prastowo, 2011:6),agar tidak terjadi kenakalan remaja yang semakin marak dan memprihatinkan.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari kenakalan remaja?
2.      Apa saja jenis – jenis kenakalan remaja?
3.      Apa penyebab dari kenakalan remaja?
4.      Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?

1.3  Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi serta pemahaman kepada pembaca tentang kenakalan remaja, pengertian, penyebab serta solusi atau cara mengatasinya.

1.4  Manfaat Makalah
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah ini nantinya adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengertian kenakalan remaja.
2.      Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyebab serta bahaya yang ditimbulka dari kenakalan remaja.
3.      Memberikan pengarahan kepada pembaca khususnya yang bersangkutan agar lebih mengerti cara yang baik digunakan untuk menghadapi remaja masa sekarang.
4.      Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi penelitian yag mengangkat tema pendidikan khususnya tentang kenakalan remaja.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kenakala Remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya (Anie Comely,2011). Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.
Menurut Bapak M. Sihabus Syafaat, S.S selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMKN 1 Kalipuro masa remaja adalah fase peralihan antara masa kanak – kanak dan masa tumbuh dewasa, baik secara fisik, akal, kejiwaan, social, dan emosional. Masa ini penuh dengan ujian dan tantangan, masa yang harus dimengerti tapi harus dipahami, masa bergelora yang harus diselami baik oleh remaja dan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Menurut penuturan beliau juga (Pada Kamis, 3 Januari 2012) remaja mempunyai beberapa ciri antara lain masa transisi dimana menuntut remaja untuk beradaptasi dengan dunia baru, sikap kekanak – kanakan sudah harus mulai dihilangkan dan digantikan dengan sikap dewasa, masa perubahan dimana remaja mengalami banyak perubahan entah itu perubahan  tubuh, minat serta emosi yang tinggi.
Selain itu istilah kenakalan remaja, sama halnya dengan kenakalan anak-anak. Maka istilah kenakalan mempunyai arti yang khusus. Misalnya : remaja yang sering berkumpul mengobrol dan tertawa keras-keras, bagi orang tua hal ini sudah dianggap kenakalan karena mereka akhirnya kekurangan waktu untuk belajar dan menyebabkan nilai rapor banyak angka merah. Dari masalah diatas bisa dijawab “ Remaja yang sering berkelompok menyebabkan terganggunya orang yang di sekelilingnya baik pada siang hari maupun malam hari sewaktu orang sedang istirahat, menimbulkan keributan yang mengganggu suasana dan melanggar tata kesopanan bertetangga. Suatu norma yang melindungi para tetangga terhadap kebisingan sekelilingnya” (Tam Dmotion,2012).
Masih Banyak lagi istilah – istilah kenakalan remaja, ada beberapa ahli yang menjelaskan tentang pengertian kenakalan remaja diantaranya adalah :
1.      Menurut (Kartono), ilmuwan sosiologi “Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
2.      Menurut (Santrock) Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.” (Haryanto,2011)
Dalam hal kenakalan remaja pasti ada ciri – ciri yang menonjol yang ada pada seorang remaja atau anak yang sedang mengalami fase tersebut, ciri–ciri kenakalan remaja tersebut antara lain seperti yang diungkapkan Bapak M Sihabus Syafaat yaitu :
a.       Pemarah, apabila menghadapi suatu permasalahan dan masalah terasa tidak cocok maka seketika itu bisa langsung marah.
b.      Pemalas, biasanya kalau seseorang apabila sudah terjerumus kedalam hal yang negatif biasanya akan menjedi seorang yang pemalas dalam segala hal-hal yang bersifat baik.
c.       tidak memiliki rasa belas kasih yang besar. 
d.      mudah putus asa atau tidak sabaran. 


e.       apabila dilihat dari segi pakaiannya tidak pernah memakai pakaian yang layak atau sering memakai pakaian   yang tidak pantas untk dipakai, seperti laki-laki memakai pakaian perempuan atau   sebaliknya. 
f.       potongan rambut atau keadaan tubuhnya tidak pernah diperhatikan.
g.      tidak mengenal yang namanya dosa.
h.      dan tidak pernah merasa takut terhadap siapapun.

2.2  Jenis – Jenis Kenakalan Remaja
Secara Umum, kenakalan remaja memiliki wujud yang bermacam-macam dan cenderung terus mengalami peningkatan, Berikut beberapa bentuk perilaku menyimpang yang umum dilakukan remaja menurut Dr. Kartini Kartono:
1.      Kebut-kebutan di jalan, sehingga mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa sendiri serta orang lain.
2.      Perilaku ugal-ugalan, berandalan, dan urakan yang mengacaukan ketentraman masyarakat sekitar. Tingkah laku ini bersumber pada kelebihan energy dan dorongan primitive yang tidak terkendali serta kesukaan meneror lingkungan sekitar.
3.      Perkelahian antargeng, antar kelompok, antarsekolah, antar suku sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.
4.      Membolos sekolah lalu nongkrong bersama di sepanjang jalan atau bersembunyi di tempat- tempat terpencil sambil mencoba hal-hal baru yang bersifat negative.
5.      Kriminalitas anak remaja dan dewasa muda, antara lain perbuatan mengancam, intimidasi, memeras, maling, mencuri, mencopet, merampok, merampas, menjambret, menyerang, melakukan pembunuhan dengan cara mencekik, meracun, tindak kekerasan, dan berbagai pelanggaran lainnya.
6.      Berpesta-pesta sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas.
7.      Perkosaan, agresivitas seksual, dan pembunuhan dengan motif seksual atau didorong oleh reaksi-reaksi kompensatoris dari perasaan inferior, menuntut pengakuan diri, depresi hebat, rasa kesunyian, emosi balas dendam, kekecewaan ditolak cintanya oleh seorang wanita dll.
8.      Kecanduan dan ketagihan barang narkotika yang erat kaitannya dengan tindakan kejahatan.
9.      Tindakan – tindakan immorial yang dilakukan secara terang-terangan tanpa rasa malu dengan cara yang kasar.
10.  Homo seksualitas, erotisme anal dan oral, dan gangguan seksual lain pada anak remaja yang disertai tindakan sadistis.
11.  Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, sehingga mengakibatkan akses kriminalitas.
12.  Komersialisasi seks, pengguguran janin oleh gadis-gadis nakal, dan aborsi bayi oleh ibu-ibu yang tidak menikah.
13.  Tindakan radikal dan ekstrem yang dilakukan melalui kekerasan, penculikan, dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak remaja.
14.  Perbuatan asocial dan antisocial lain yang disebabkan oleh gangguan kejiwaan pada anak dan remaja psikopatik, psikotik, neurotic, dan gangguan-bangguan jiwa lainnya.
15.  Penyimpangan tingkah laku disebabkan oleh kerusakan pada karakter anak yang menuntut kompensasi, disebabkan adanya organ-organ yang inferior (Adler, 1952:21-23).
Macam-macam kenakalan tersebut merupakan kenakalan yang ekstrem yang tidak semua remaja memilik kenakalan ekstrem tersebut. Kenakalan remaja memang harus dicermati dan dipahami melalui prespektif yang lebih berimbang. Orang tua dan guru tidak boleh hanya sekedar menyalahkan remaja tanpa adanya upaya untuk mawas diri dan memperbaiki keadaan.


Selain kenakalan di atas ada juga perilaku menyimpang atau kenakalan remaja yang dilakukan di sekolah antara lain:
a.       Rambut panjang bagi siswa putra.         i.  pacaran
b.      Rambut disemir                                     j.  tidak masuk sekolah
c.       Kulit ditato                                            k. sering bolos
d.      Berkelahi                                                l.  tidak disiplin
e.       Merokok                                                            m.  ramai di dalam kelas
f.       Mencuri                                                  n.  Mengotori kelas dll
g.      Merusak sepeda motor temannya
h.      Pergaulan bebas

2.3  Penyebab Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja yang terjadi tidak murni langsung terjadi begitu saja pada setiap pelakunya, akan tetapi ada sebab – sebabnya. Penyebab kenakalan remaja disini sangat komplek, semua pihak ikut berkontribusi trhadap munculnya kenakalan remaja ini, baik secara aktif maupun pasif. Dimaksud aktif disini yaitu karena menjadi sumber terjadinya kenakalan remaja seperti penyewaan VCD porno, menjual minum – minuman keras, membuka kafe yang disalah gunakan, dan masih banyak lagi lainnya. Dan Pasif seperti acuh tak acuh melihat kondisi kenakalan anaknya, pasif melihat kondisi lingkungan yang rusak atau amburadul, dan lain-lain. Kenakalan remaja sebagian besar disebabkan oleh pengalaman mereka pada masa kecil.
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.


Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
a)      Faktor Internal
ü  Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
ü  Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

b)      Faktor eksternal:
ü  Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluargapun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
ü  Teman sebaya yang kurang baik.
ü  Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.





Faktor Penyebab kenakalan remaja lainnya adalahsebagai berikut: (Jamal Ma’mur Asmani,2011:123-129) :

1.      Hilangnya fungsi keluarga dalam mendidik anak-anaknya.
Kelurga memiliki tugas utama dalam peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama karena kelurga tempat pertama kali anak memperoleh pendidikan. Karena itu keluarga merupaka pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrat. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai terdidik (Shofiasa on makalah,2012:11). Untuk itu peran orang tua atau keluarga sangat penting, karena setiap pengalaman atau pengetahuan yang dituturkan kepada anak akan mempengarui perkembangan anak. Selain itu juga kasih sayang serta perhatian harus cukup diberikan kepada anak agar mereka beranggapan yang positif, untuk membekali anak agar dapat berperilaku dan beranggapan positif maka orang tua perlu membekali mereka dengan pengenalan agama serta hal-hal yang boleh dan tidk dilakukan dalam ketentuan agama, karana itu hal yang sangat penting.

2.      Hancurnya lingkungan social
Lingkungan merupakan peraan terbesar yang sering diserap oleh remaja, karena setiap hari remaja pasti berada pada lingkungan yang berbeda-beda. Lingkungan social yang baik pasti akan berdampak positive pula bagi mereka, sedangkan lingkungan sosal yang rusak seperti lingkungan yang dihiasi dengan kemaksiatan, judi, minum-minuman keras dan sering terjadi tawuran maka secara tidak sadar itu memberikan pengetahuan yang negative pada para remaja yang ada di dalam lingkungan social tersebut.

3.      Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan sekolah tumbuh sesudah lembaga pendidikan keluarga (sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anaknya). Memiliki program yang jelas, teratur dan resmi. Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka di percayakan tugas mengajar itu kepada orag dewasa lainnya yang lebih ahli dalam pendidikan formal yaitu “guru”. Sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik.

4.      Media Cetak atau Elektronik
Media cetak atau elektronik juga berpengaruh besar pada perkembangan serta pengetahuan anak, karna tidak selalu di media tersebut di tayangkan hal-hal yang positif. Banyak program televisi yang sangat tidak mendidik, film kekerasan, asusila dll sangat berdampak negative pada para remaja serta masyarakat karena kebanyakan film atau program seperti itu yang diminati banyak orang. Semua program yang ditayangkan yang seperti itu akan meberikan pengaruh bahwa jaman sekarang merupakan jaman yang selalu mengandalkan kemewahan, kebebasan dan kekerasan sehingga sangat merugikan masyarakat sekitar serta remaja itu sendiri.

5.      Faktor Pubertas.
Pada factor ini para remaja berada dalam masa yang sangat penting, dmna mereka mulai ingin tau tentang hal yang menyangkut tentang seksualitas karena itu memang harus mereka ketahui. Maka dengan itu semua mereka harus mendapat jawaban serta pengarahan yang benar tentang apa itu seksualitas. Selain pengertian serta pengarahan dari orang tua pasti mereka belum merasa puas sehingga memungkinkan mereka untuk mencari tau lagi tentang hal tersebut pada internet, padahal tidak semua jawaban atau pengertian tentang seksualitas di internet itu cocok dengan perkembangan psikologi remaja. Untuk itu diharapkan mereka mendapat pengertian dan pendidikan yang cukup dan sesuai dengan perkembangan mereka dari orang tua atau pendidiknya masing-masing (Jamal Ma’mur Asmani, 2011:131).

6.      Pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya

7.      Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.

 Selain itu menurut Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
Ø  Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri.
Ø  Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.
Ø  Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik

Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain (Medan,2012:9):
1.      Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.

2.      Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.

3.      Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.



2.4  Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Dari berbagai factor tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kenakalan tersebut bukanlah masalah yang sepele, perlu adanya tindakan atau penanggulangan terhadap masalah tersebut agar tidak berkelanjutan dan tidak merusak atau merugikan banyak pihak. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja antara lain:

1)      Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
a)      Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.
b)      Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
a)      Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
b)      Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
c)      Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
d)     Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
e)      Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
f)       Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
g)      Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.

Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
a.       Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
b.      Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
c.       Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.

Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
1.         Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
2.         Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut.

2)      Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.

3)      Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

Cara mengatasi kenakalan remaja yang lain menurut Jamal Ma’mur Asmani yaitu dipengaruhi oleh:
·         Peran Vital Guru
Guru adalah sosok yang selayaknya menjadi teladan bagi remaja di sekolah. Guru juga menjadi tokoh panutan. Guru yang baik menjadi cermin bagi anak didiknya, ucapan-ucapannya didengar dan menjadi panutan, sementara perilaku dijadikan rujukan. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab besar untuk mendidik anak didik secara objektife, konsisten, dan dinamis. Guru yang ideal tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tapi juga dapat mengubah nilai, perilaku, dan moral anak didik sesuai ajaran agama dan budaya luhur bangsa.
Menurut Muhibbin Syah, M.Ed., guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan factor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada criteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa berartinya posisi guru dalam pendidikan.
Adapun Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Guru antara lain:
        Prayitno (2003) merinci peran, tugas, dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut.
a.       Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
b.      Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
c.       Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling pada konseltor.
d.      Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran, atau latihan perbaikan dan program pengayaan.
e.       Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa, dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbing dan konseling.
Untuk guru dimasa depan harus lebih memahami dan mendalami dunia penelitian, supaya ilmunya terus berkembang dinamis dan prespektifnya futuristic, maka untuk  menyambut tantangan profesionalitas tersebut guru perlu berfikir secara  antisipatif dan proaktif. Guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus – menerus.

·         Mengembangkan pengetahuan
Melihat tantangan masa depan semakin berat, maka guru harus terus mengasah kemampuan ilmu secara maksimal agar mampu memberikan sesuatu yang baru kepada anak didik. Menurut Prof. Suyanto, M.Ed., Ph.D. dan Drs. Djihad Hisyam, M.Pd guru masa depan harus dinamis dan kreatif dalam mencari dan memanfaatkan sumber-sumber informasi. Dalam era globalisasi, arus informasi dapat muncul dari berbagai media. Akibatnya guru dimasa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagad raya.

·         Keteladanan
Keteladanan yang baik dari kepala sekolah, guru dan semua personel sekolah adalah suatu keniscayaan dalam upaya pembangunan moral yang baik. Keteladanan dalam berkata, berperilaku, mengamalkan ajaran agama dan menghargai orang lain yang diperagakan oleh guru akan menimbulkan efek sangat membekas dalam kepribadian para remaja disekolah.
Menurut Dra. Nurul Zuhriah, M.Si dalam pendidikan budu pekerti huru dituntut untuk tidak hanya mampu memberikan pemahaman materi ilmu pengetahuan tetapi juga diharapkan bisa mengubah akhlak akhlak anak didik sehingga mereka kelak menjadi manusia yang berbudi luhur. Metodologi pengajaran tidak boleh bersifat otoriter, tetapi harus dinamis serta mampu menyerap dan mengembangkan daya piker, daya nalar, dan respon anak didik.
Mengubah manusia tidak seperti mengubah barang. Karena manusia mempunyai hati, pikiran, nafsu, perasaan dan feeling, maka untuk mengubah watak manusia juga harus sekalian mengubah hati, pikiran, nafsu dan juga feeling-nya. Tentu ini semua merupakan proses yang panjang dan berliku yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan keteguhan bukan sebuah proses instan yang sekali jadi terus selesai. Oleh karena itu, ketekunan dan keuletan dari guru adalah sesuatu yang wajib hukumnya.

·         Pendekatan agama yang mencerahkan
Agama adalah elemen penting yang mempunyai kekuatan mengubah. Namun tidak semua materi agama bisa membawa perubahan. Hanya materi agama yang membawa pencerahan saja yang mampu mengubah perilaku seseorang. Ajaran agama yang harus diberikan kepada anak sejak dini adalah kepercayaan, keberanian, pergaulan social yang baik, sikap mandiri, moderat, menjaga kehormatan, menepati janji, menghormati orang lain, cinta kasih, mengutamakan orang lain, kesantunan dan adil.
·         Optimalisasi Pendidikan Moral dan Budu Pekerti
·         Pendekatan Psikologi yang Humanis dan Persuasif
·         Bimbingan Konseling
·         Pendekatan Agama dan Kesehatan
·         Pembekalan Aspek Hukum dll.

Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
Ø  Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Ø  Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
Ø  Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
Ø  Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
Ø  Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1  Kesimpulan
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya (Anie Comely,2011). Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.

Ciri–ciri kenakalan remaja tersebut antara lain seperti yang diungkapkan Bapak M Sihabus Syafaat yaitu :
a.       Pemarah, apabila menghadapi suatu permasalahan dan masalah terasa tidak cocok maka seketika itu bisa langsung marah.
b.      Pemalas, biasanya kalau seseorang apabila sudah terjerumus kedalam hal yang negatif biasanya akan menjedi seorang yang pemalas dalam segala hal-hal yang bersifat baik.
c.       tidak memiliki rasa belas kasih yang besar. 
d.      mudah putus asa atau tidak sabaran. 
e.       apabila dilihat dari segi pakaiannya tidak pernah memakai pakaian yang layak atau sering memakai pakaian   yang tidak pantas untk dipakai, seperti laki-laki memakai pakaian perempuan atau   sebaliknya. 
f.       potongan rambut atau keadaan tubuhnya tidak pernah diperhatikan.
g.      tidak mengenal yang namanya dosa.
h.      dan tidak pernah merasa takut terhadap siapapun.

Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
a)      Faktor Internal
ü  Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
ü  Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

b)      Faktor eksternal:
ü  Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluargapun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
ü  Teman sebaya yang kurang baik.
ü  Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Perlu adanya tindakan atau penanggulangan terhadap masalah tersebut agar tidak berkelanjutan dan tidak merusak atau merugikan banyak pihak. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri.\

3.2  Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebut. Diharapkan juga untuk para pendidik baik orang tua maupun guru lebih membri perhatian khusus pada saat mereka mengalami pubertas atau beranjak dewasa agar mereka tidak salah menafsirkan atau menganggap hal-hal yang hanya dilihatnya saja karena belum tentu yang mereka lihat dan ketahui itu benar adanya (positif).



DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di   Sekolah. Wonokerto: Buku Biru.
http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ diakses tanggal  04 Januari 2013.
Prastowo, Andi. 2012. Seabrek Perilaku/ Sikap Orang Tua yang Harus di Hindari Terhadap Anak. Bantul: Buku Biru.